Rabu, 18 Juni 2008

Teknologi, Inovasi dan Difusi

Teknologi, biasanya dipahami sebagai alat dan mesin yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu barang/jasa. Nawaz Syarif memandang teknologi sebagai sesuatu yang melekat (embeded) dalam suatu proses menghasilkan barang/jasa; mengkonversi input menjadi output. Dia membagi teknologi menjadi empat komponen, yaitu : (1) sesuatu yang melekat dengan fasilitas fisik, bisa mesin, bisa alat, bangunan, dsb, yang disebutnya sebagai Technoware; (2) sesuatu yang melekat pada kemampuan manusia (human ability) untuk menjalankan/mengoperasikan peralatan yang digunakan untuk menghasilkan barang/jasa tersebut; disebut sebagai Humanware; (3) sesuatu yang melekat dengan informasi; manual ataupun panduan tentang bagaimana mengoperasikan peralatan/fasilitas yang diginakan untuk menghasilkan barang dan jasa, disebut Infoware; dan (4) sesuatu yang melekat pada organisasi; tatanan nilai dan aturan dalam mengoperasikan fasilitas fisik untuk menghasilkan barang/jasa, Orgaware.

Di BPPT, teknologi dipahami menyangkut 5 aspek, yaitu seni/art, ilmu pengetahuan/science, rekayasa/engineering, ekonomi dan bisnis. Memang kalau suatu produk teknologi diamati maka kelima aspek tersebut akan terlihat.

Bgmana teknologi itu dihasilkan ? Terdapat serangkaian aktivitas yang meliputi : penelitian, terutama penelitian terapan (applied reserach), pengembangan, perekayasaan, dan pengoperasian. Dalam UU 18/2002 kegiatan IPTEK meliputi serangkaian kegiatan penelitian, pengembangan, perekayasaan, inovasi dan difusi.

Siapa saja bisa memberi definisi tentang hal tersebut. Tetapi definisi yg harus diacu adalah definisi yang terdapat pada UU 18/200.

Lalu apa yg kita pahami tentang teknologi ? Teknologi dalam banyak hal lebih mudah dilihat pada proses konversi input menjadi output. Tapi teknologi juga bisa dilihat pada produk dengan kelima aspek tadi. Dengan begitu, tergantung kepada derajat kecanggihannya teknologi sebenarnya sudah ada di sekitar kita. Dimana saja, kapan saja kita selalu menggunakan teknologi. Dari bangun tidur sampai tidur lagi ya kita bersama dengan teknologi. Teknologi bukan sesuatu yang asing bagi kita. Dalam hidup kita.

Yang kemudian jadi tantangan adalah bahwa kehidupan kita terus berubah. Sumberdaya (yg biasa kita jadikan input) juga berubah; ketersediaan, bentuk dan sebagainya. Makanya kemudian dibutuhkan siasat, cara-cara mengkonversi yang lebih baru setiap saat. Penelitian, pengembangan dan perekayasaan dilakukan untuk menghasilkan new-ware. Fasilitas baru, ketrampilan baru, informasi baru ataupun tatanan organisasi yang baru. Ini yang disebut dengan invensi; invention (saya gak berani menyebut sebagai temuan, takut konotasinya lain). Proses menghasilkan invensi juga bisa sangat panjang. Kritik thd dunia litbang, seperti hasil penelitian yang tidak berguna, syah-syah saja. Tapi memang proses bagaimana merubah invensi menjadi inovasi, temuan tentang cara-cara dan produk baru memasuki pasar (menyangkut aspek ekonomi dan bisnis) bisa jauuuh lebih panjang. Disini dibutuhkan pelopor-pelopor yang secara berani untuk menerapkan invensi tersebut.

Dalam mengadopsi sesuatu yang baru banyak hal yang bisa jadi penghambat. Karakteristik inovasi dan karakteristik masyarakat yang potensial untuk menyebarluaskan inovasi adalah dua kelompok yang bisa ditelaah. Kenapa ada masyarakat yang lebih cepat mengadopsi suatu inovasi; kenapa ada kelompok masyarakat yang ketinggalan. Kenapa suatu inovasi bisa lebih cepat diadopsi; kenapa yang lain malah ditolak. Ini masalah-masalah terkait dengan difusi teknologi.

Dengan demikian persoalan teknologi (lebih spesifik inovasi teknologi) bukan hanya persoalan mengembangkan dan menguasai teknologi tersebut, tetapi juga persoalan bagaimana memanfaatkan dan memasyarakatnya. Jadi, walaupun pengembangan dan penguasaan teknologi itu sangat penting, tetapi itu bukan syarat yang cukup. Kegiatan inovasi dan difusi juga sama pentingnya. Ada yang bilang : "technology is nothing without innovation". Saya juga ingin bilang "innovation is not sufficient without diseminating it completely".

Ini menjadi tantangan bagi suatu lembaga yang berurusan dengan kegiatan mengkaji dan menerapkan teknologi. Karena visinya bagaimana menjadi teknologi sebagai pengerak perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. BPPT tidak cukup hanya menghasilkan "certified prototype ". Tapi lebih jauh lagi; untuk kesejahteraan masyarakat. Mari sama-sama kita cari cara-cara agar bisa lebih bannyak menghasilkan invensi melalui litbangyasa, kemudian merubah invensi menjadi inovasi dan mendifusikannya secara sempurna. Kemudian kita lihat bagaimana dampaknya terhadap perekonomian dan lebih lanjut terhadap kesejahteraan masyarakat.

Tidak ada komentar: